JAKARTA - Staf Khusus
Presiden Bidang Sosial
dan Bencana, Andi Arief
memprediksi Jakarta
akan dilanda gempa
bumi berkekuatan 8,7
skala richter (SR) dan
akan disapu gelombang
tsunami. Menurutnya,
pusat gempa itu terletak
di Selat Sunda yang
merupakan gempa purba
dan memiliki siklus.
"Selat Sunda menyimpan
gempa purba
berkekuatan 8,7 SR yang
menimbulkan tsunami.
Aktivitas tektonik,
vulkanik di Selat Sunda
tahun 416 Masehi terjadi
gempa yang
menyebabkan naiknya
gelombang lautdan
mengenangi daratan dan
memisahkan Pulau
Sumatera dan Pulau
Jawa. Oktober tahu 1722
gempa bumi terjadi di
laut yang dirasakan di
Jakarta dan
menyebabkan air laut
naik seperti air
mendidih," kata Andi
Arief kepada wartawan
di Warung Daun, Cikini,
Jakarta Pusat, Minggu
(15/5).
Andi Arief menyakini
gempa purba ini akan
terjadi sebab terjadinya
gempa merupakan suatu
siklus. Hanya saja, ia
tidak bisa memastikan
kapan gempa itu akan
terjadi. "Seperti di
Tsunami di Aceh, sudah
pernah terjadi sejak
ribuan tahun lalu.
Bencana itu siklus, pasti
akan terulang. Dalam
hukum kekekalan energi,
suatu saat potensi energi
yang tersimpan dalam
perut bumi akan
dilepas," katanya.
Karenanya, Andi
mengatakan pemerintah
saat ini memprioritaskan
adanya mitigasi bencana
untuk menghindari
tingginya korban jiwa.
Kata dia, selain
mempersiapkan
masyarakat dalam
kesiapsiagaan
menghadapi bencana,
Pemerintah juga harus
mendeteksi gedung-
gedung di Jakarta yang
mudah ambruk,
terkhusus pada gedung
yang dijadikan pusat
protokol internet.
"Kalau ini tidak
diantisapasi, maka kita
akan menjadi negara
yang akan mundur
peradabannya seperti
Taiwan pada tahun 2006.
Bisa dibayangkan jika
tidak bisa lagi
difungsikan internet,
tidak bisa lagi
mengambil uan di ATM,"
katanya.
Untuk mengantisipasi
adanya siklus gempa
purba, Andi Arief juga
menyarankan perlunya
dokumen-dokumen
penting digandakan.
Hasil salinan dokumen
itu disimpan di daerah
yang paling aman dari
gempa seperti di
Kalimantan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar